Selasa, 19 Oktober 2010

Perdagangan Dominasi Investasi di Probolinggo

Selasa, 19 Oktober 2010 | 11:14 WIB

PROBOLINGGO –Investasi di Kota Probolinggo dalam setahun terakhir didominasi sektor perdagangan. ’’Investasi sektor perdagangan bisa kami catat melalui pengajuan SIUP (surat izin usaha perdagangan), yang jumlahnya mencapai ratusan setiap tahun,” ujar Kepala Badan Pelayanan Perizinan (BPP) Kota Probolinggo Drs Tartib Goenawan MSi, Senin (18/10).

Tahun ini hingga 18 Oktober, BPP telah menerbitkan 488 SIUP. SIUP sebanyak itu mencakup jenis kecil (nilai investasi Rp 5 juta-Rp 200 juta), sedang (Rp 200 juta- Rp 500 juta) dan besar (di atas Rp 500 juta). “Maaf, nilai investasinya belum kami total. Yang jelas didominasi SIUP kecil dan sedang,” ujar Tartib.

Dari tahun ke tahun, investasi di Kota Bayuangga itu memang didominasi sektor perdagangan. Pada 2007 lalu misalnya sebanyak 331 SIUP diterbitkan, 2008 sebanyak 491 SIUP, dan 2009 sebanyak 550 SIUP.

Terkait maraknya sektor perdagangan, bahkan Walikota HM Buchori sempat membatasi pengajuan izin swalayan baru. Soalnya, tumbuh suburnya swalayan baru itu dikhawatirkan mengancam toko-toko kecil (pracangan).

“Banyak warga yang mengirim SMS (short message service) hingga kirim surat, yang isinya mengeluhkan keberadaan waralaba,” ujar walikota. Sebagian warga pun sampai mempertanyakan komitmen walikota dalam melindungi usaha perdagangan berskala kecil.

Berdasarkan catatan BPP, di Kota Probolinggo kini bercokol 6 Alfamart dan 11 Indomaret. Belum termasuk minimarket perorangan dan supermarket (swalayan besar).

BPP juga sedang memproses pengajuan lima izin pendirian minimarket baru.

Namun, atas saran rapat yang dipimpin walikota, Pemkot Probolinggo menunda keluarnya izin pendirian lima waralaba baru itu. ’’Jika pengusaha nekat membuka waralaba tanpa izin, ya nanti kami tutup,” ujar walikota.

Penundaan izin pendirian waralaba itu berlaku di kawasan permukiman atau perkampungan warga. “Tetapi kalau waralaba itu didirikan di kawasan basis ekonomi seperti pasar atau pertokoan, masih saya pertimbangkan,” ujar HM Buchori.

Di antara waralaba yang diizinkan berdiri itu, walikota mencontohkan Alfamart di sebelah timur Pasar Mangunharjo. Karena berada di kompleks pasar, waralaba di Jl Basuki Rachmad itu diizinkan berdiri. “Izinnya sudah keluar akhir tahun 2009 lalu, tetapi baru dibuka tahun 2010 ini,” ujarnya.

Ditanya soal investasi di sektor industri, Tartib Goenawan mengakui, tahun ini memang sepi. “Memang ada investasi besar di Probolinggo yakni pabrik particle board milik PT KTI (Kutai Timber Indonesia) senilai sekitar Rp 0,5 triliun, tapi dua tahun lalu,” ujar mantan Kabag Organisasi itu.

Sisi lain, tahun ini ada investasi lumayan besar di sektor industri pariwisata. “Ada CV Bee Jay Entertainment, investor yang mulai menggarap objek wisata pantai terpadu tahun ini,” ujar mantan Asisten Administrasi Pemkot Probolinggo itu.

Bee Jay dan Pemkot Probolinggo pun sudah menandatangani memori kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk mengelola kawasan hutan bakau (mangrove) selama 30 tahun di pantai utara Probolinggo di Kel. Ketapang. “Tahap awal kami menyiapkan dana 3 juta US dollar, bisa saja nanti bertambah,” ujar Direktur CV Bee Jay Entertainment, Benjamin Mangintung. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b2914b52f75c95eba1b01ecfa5bfa751&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar